Puasa : Detoksifikasi Luar-Dalam
Tubuh kita adalah kuburan racun. Di zaman modern ini
kira-kira ada 80 ribu jenis racun yang masuk ke tubuh
lewat makanan, minuman dan udara yang kita hirup setiap
detiknya! Detoksifikasi adalah jawaban untuk mengusir
racun dari dalam tubuh.
Racun adalah segala sesuatu yang memiliki dampak buruk
pada fungsi sel tubuh. Racun ini ada yang diproduksi
sendiri dan merupakan hasil olahan dari fungsi tubuh.
Ada
pula yang terbuat dari zat kimia sintetis, zat asing
bagi
tubuh kita.
Racun buatan ini di zaman modern melenggang masuk tubuh
dengan bebas lewat makanan, minuman, dan udara.
Diperkirakan setiap tahun ada 2.000 jenis zat kimia baru
buatan manusia yang masuk ke tubuh. Lebih mengerikan
lagi,
diperkirakan 80 ribu zat kimia sudah telanjur masuk ke
dalam tubuh.
Dibandingkan dengan generasi kakek dan nenek dulu, tubuh
kita penuh muatan racun. Di zaman kakek dan nenek belum
ada makanan hasil olahan yang mengandung pengawet di
meja
makan, kecuali kerupuk. Dulu semua makanan serba alami.
Nenek kita pun dulu mencuci dan membersihkan rumah
memakai
pembersih dari bahan alami.
Ketika mereka membutuhkan udara segar, tinggal membuka
jendela, bukan menyalakan AC atau memasang penyegar
ruangan buatan. Mereka tidak direpotkan telepon genggam
dan komputer, yang diam-diam juga beracun.
Kebanyakan racun yang menumpuk dalam tubuh kita berasal
dari gaya hidup, terutama kebiasaan mengonsumsi makanan
olahan. Makanan jenis ini mengandung zat-zat artifisial,
pengawet, penstabil, pewarna, perasa, lemak trans yang
sangat berbahaya.
Selain itu, makanan olahan kaya akan garam dan gula.
Lebih
parah lagi, makanan tak sehat biasanya mengandung
pestisida, hormon, dan racun metal berat berbahaya.
Serangan racun juga masuk ke tubuh setiap hari lewat
obat-obatan, nikotin dari rokok dan kafein kopi. Tak
banyak orang sadar bahwa obat bebas ataupun obat resep
dokter sebenarnya juga merupakan sumber racun berbahaya.
Dibersihkan hati
Sebenarnya tubuh sudah memiliki sistem sendiri untuk
membersihkan diri dari racun. Jika sistem dalam tubuh
bekerja secara optimal, tentu saja racun yang "indekos"
itu jumlahnya akan minimal. Tubuh yang sehat dan bekerja
secara optimal ditandai dengan setidaknya dalam sehari
buang air besar sekali atau dua kali.
Perjalanan makanan dalam tubuh manusia sehat antara 24
hingga 48 jam. Kenyataannya, transit makanan dalam tubuh
manusia sibuk dan tak sempat berpola hidup sehat bisa
mencapai 65 hingga 100 jam!
Buktikan sendiri dengan mengonsumsi akar bit. Warna bit
itu akan mengotori warna feses, sehingga Anda bisa tahu,
kapan saat makan dan kapan makanan itu keluar dalam
bentuk
feses.
Organ tubuh yang paling bertanggung jawab dalam
membersihkan tubuh dari racun adalah hati. Dalam rongga
tubuh, hati adalah organ terbesar. Warnanya cokelat
kemerahan gelap karena setiap waktu organ hati menampung
kira-kira setengah liter darah.
Ada dua pembuluh yang menyuplai darah ke dalam hati.
Sebagian besar suplai darah itu berasal dari pembuluh
portal yang membawa zat makanan dan racun dari sistem
pencernaan. Sisanya dari pembuluh arteri hepatik yang
membawa darah kaya oksigen dari jantung.
Hati tersusun dari kira-kira 300 miliar sel yang siap
mengontrol proses metabolisme tubuh. Apa pun yang kita
makan, minum, hirup lewat udara, serap lewat kulit,
semuanya akan terkumpul di hati. Sel-sel hati ini akan
memproses nutrisi dari zat makanan menjadi zat yang
dibutuhkan tubuh.
Racun-racun juga dimetabolisasi oleh hati, sehingga
dapat
dibuang dengan aman. Beberapa racun yang sudah dicerna
itu
disalurkan ke pembuluh darah, dan akhirnya disaring oleh
ginjal untuk kemudian dibuang lewat air seni.
Zat racun yang lain dibawa oleh cairan empedu, cairan
berwarna kuning atau kehijauan yang diproduksi oleh
hati.
Cairan ini dibawa melalui saluran empedu menuju kandung
empedu dan usus untuk kemudian dibuang lewat buang air
besar.
Tugas hati tak hanya itu. Hati adalah pabrik zat kimia
yang penting dalam tubuh kita. Hati bertugas menyimpan
kelebihan gula alias glukosa. Glukosa dikeluarkan tubuh
ketika kita butuh energi. Hati juga memproduksi albumin,
cairan empedu, kolesterol, faktor pembeku darah, globin,
dan faktor-faktor kekebalan tubuh.
Albumin adalah protein yang mengatur pertukaran air
antara
darah dan jaringan. Empedu adalah cairan yang membawa
keluar zat tak berguna dan mencerna lemak di usus kecil.
Kolesterol adalah zat yang dibutuhkan sel dalam tubuh.
Faktor pembeku darah dibutuhkan untuk menghentikan
perdarahan. Globin adalah bagian hemoglobin pembawa
oksigen dalam darah. Faktor kekebalan tubuh melindungi
tubuh dari infeksi.
Cuti badan
Boleh dibilang, beban kerja yang diemban hati sungguh
berat. Meski begitu, hati tak pernah mengeluh bekerja
keras saat kita terlalu banyak mengonsumsi lemak atau
rajin memasukkan racun ke dalam tubuh. Kerap terjadi
hati
tiba-tiba ditemukan sudah bengkak dan rusak tanpa
pemberitahuan lewat gejala-gejala tertentu.
Tak perlu menunggu hati rusak untuk mengetahui tubuh
penuh
racun. Tanda-tanda tubuh tersesaki oleh racun ini
sebenarnya mudah dikenali. Berat badan yang bertambah
bisa
merupakan tanda tubuh kelebihan racun.
Demikian juga kehadiran selulit di paha dan daerah lain.
Selulit ini sebenarnya merupakan lemak beracun yang
terperangkap di kulit daerah pinggul, paha, dan pantat.
Selain itu, alergi, sakit kepala, tekanan darah tinggi,
gangguan menstruasi, hipoglikemi atau gula darah rendah,
sindrom kelelahan kronis, kadar kolesterol dan tekanan
darah tinggi, ketidakseimbangan hormon, ketidaksuburan
sebenarnya merupakan tanda-tanda bahwa tubuh membutuhkan
detoksifikasi.
"Detoksifikasi adalah sebuah usaha untuk membersihkan
tubuh dengan menghilangkan racun yang mengendap dalam
tubuh," ujar Dr. Inayah Budiasti, Sp.GK, MS, dokter
spesialis gizi yang berpraktik di Hang Lekiu Medical
Center Jakarta.
Cara bersih-bersih racun adalah dengan mengurangi beban
kerja tubuh. "Yaitu dengan memilih jenis makanan yang
diasup supaya tidak membebani kerja tubuh. Nah, bulan
Ramadan merupakan masa untuk tidak memberi beban berat
bagi tubuh," kata dokter yang akrab disapa Dr. Asti ini.
Sehari-hari tubuh punya pekerjaan rutin berat, "Setiap
hari tubuh harus menyiapkan sistem tubuh berupa produksi
imunitas, hormon, antioksidan, dan lain-lain. Tubuh juga
harus memperbaiki sel tubuh dan mengganti jaringan.
Selain
itu, tubuh juga harus memproduksi dan mensuplai makanan
ke
seluruh tubuh," paparnya.
Puasa, menurut Dr. Asti, merupakan cara ideal untuk
membersihkan tubuh setelah setahun bekerja keras.
"Seperti
halnya kita yang bekerja terns, tubuh juga butuh
liburan,"
ujarnya. Pada saat "liburan" itu tubuh memperbaiki
seluruh
sel-sel di dalamnya.
Proses reparasi sel itu bertahap dan membutuhkan waktu.
"Sistem tubuh kita ini sangat kompleks. Tubuh tidak bisa
menerima kejutan berupa sistem pembersihan yang mendadak
dan singkat," ungkapnya.
Bulan Ramadan, menurutnya, ideal karena waktunya
panjang,
sehingga tubuh punya kesempatan beradaptasi. Sebagai
detoksifikasi yang meringankan kerja sistem tubuh,
ibadah
puasa hendaknya dijalankan dengan bijaksana.
"Jangan sampai makan berlebihan karena takut lemas dan
lapar saat berpuasa," ujar Dr. Asti.
Jadi alih-alih mengistirahatkan tubuh, berat badan malah
naik. Karena takut lapar atau bisa juga balas dendam
seusai menahan lapar selama 14 jam, makan jadi
berlebihan
dan tak mempertimbangkan gizinya. Bukan hanya berat
badan,
kadar kolesterol juga ikut meroket gara-gara pola makan
yang keliru saat berpuasa.
Perbanyak serat
Banyak orang mengira kehilangan jam makan dan takut
lemas,
sehingga makan berlebihan. Menurut Dr. Asti, sebenarnya
kita tidak kehilangan waktu makan. Sehari kita makan
besar
tiga kali dan dua kali camilan. Pada saat puasa, dengan
pengaturan waktu makan, kita tidak kehilangan waktu
makan.
Saat sahur pukul tiga, kita makan setara makan pagi.
Sebelum imsak, jangan lupa makan buah atau minum susu.
Ini
setara dengan mengonsumsi snack pagi.
"Setelah itu kita berpuasa dan baru mulai makan setelah
buka. Ada yang langsung mengonsumsi makan berat saat
buka,
ada juga yang memilih camilan. Yang mengonsumsi makan
berat, setelah magrib dan salat tarawih boleh makan
snack.
Jadi sebetulnya, dengan pengaturan makan seperti ini
kita
tidak kehilangan waktu makan," papar Dr. Asti.
Sering merasa lemas saat puasa itu terjadi karena salah
strategi. Rasa lemas terjadi karena saat sahur
mengonsumsi
makanan yang memancing produksi insulin dalam tubuh.
Insulin ini kemudian menyebarkan membawa makanan untuk
disalurkan ke seluruh sel yang membutuhkan.
"Usus pun cepat kosong. Kondisi ini akan memicu lambung
memproduksi asam lambung. Lalu ini memicu otak
memproduksi
sinyal lapar," tuturnya.
Karena berpuasa, perut tak boleh diisi. Keadaan ini akan
ditanggapi tubuh dengan mengirim sinyal kondisi
kelaparan.
Dalam kondisi ini, tubuh yang lemas dan kelaparan
disikapi
tubuh dengan melambatkan metabolisme tubuh.
Agar terhindar dari situasi itu, Dr. Asti menyarankan
untuk tidak menyantap makanan pemicu insulin di saat
sahur. "Makanan yang memicu insulin itu contohnya adalah
nasi padang," ujarnya.
Supaya tubuh tetap segar dan mampu menjalankan fungsi
detoksifikasi, ia menyarankan konsumsi banyak serat dan
air saat sahur. Serat dan air lebih lama mendiami usus,
sehingga tldak segera membuat tubuh mengirim sinyal
lapar
ke otak. Selain itu, serat baik untuk melancarkan buang
air besar. Serat berasal dari buah dan sayur. "Jangan
lupa
buah saat sahur. Lalu pilih menu berkuah saat sahur,
misalnya sup sayuran," tuturnya.
Aturan lebih ringan saat berbuka puasa. "Yang harus
diingat, jangan makan berlebihan saat buka. Ingat, kolak
dan cendol nilai kalorinya bisa 200 hingga 300. Jangan
makan terlalu banyak. Bila tahu akan dijamu untuk makan
malam, pembuka puasa diperingan. Kalau makan kolak,
sebaiknya pilih yang santannya encer," katanya.
Sembilan Manfaat Detoksifikasi
1. Berat badan turun, selulit berkurang
Berat turun adalah efek samping yang langsung terasa.
Berat akan stabil jika detoksifikasi dan hidup sehat
terus
berlanjut. Selulit (lemak yang terperangkap dalam kulit)
biasanya berkumpul di sekitar pinggul, paha dan pantat
berkurang jika racun berkurang.
2. Kadar kolesterol dan tekanan darah berkurang
Detoksifikasi berarti mengurangi lemak jenuh dan garam,
tetapi meningkatkan asupan buah dan sayuran serta asam
lemak esensial. Hasilnya, kadar kolesterol dan tekanan
darah menurun.
3. Kulit lebih cantik
Kulit bermasalah merupakan cermin masalah di dalam
tubuh.
Jerawat, eksim, psoriasis, dan lain-lain bisa
diringankan
dengan detoksifikasi.
4. Meningkatkan vitalitas
Kadang kita merasakan lelah saat ada masalah dalam
hidup.
Vitalitas adalah hadiah yang didapat usai menjalani
detoksifikasi.
5. Pencernaan sehat
Pencernaan penuh racun tidak efisien menyerap nutrisi
karena banyak sumbatan. Racun di saluran cerna itu bisa
bocor dan masuk ke aliran darah, sehingga menimbulkan
gejala alergi, lemah, dan sakit kepala. Buang air besar
lancar dan rutin pertanda pencernaan bersih.
6. Kesuburan meningkat
Detoksifikasi merupakan cara mudah dan murah untuk
meningkatkan kesuburan. Lakukan detoksifikasi tiga bulan
sebelum berencana hamil.
7. Sembuh dari masalah kronis
Migrain, sembelit, stres merupakan masalah kronis,
mungkin
tanpa diketahui akar penyebabnya. Detoksifikasi bisa
mencabut akar masalahnya.
8. Sistem kekebalan tubuh meningkat
Kekebalan tubuh meningkat dengan nutrisi yang tepat.
Detoksifikasi memberikan tubuh penuh vitamin dan
antioksidan yang menjaga dan meningkatkan sistem
kekebalan.
9. Membersihkan pikiran
Membawa pikiran beracun mengenai diri sendiri, misalnya
tentang kegagalan, akan membatasi sukses dan
kebahagiaan.
Detoksifikasi membantu membersihkan pikiran, sehingga
Anda
bisa:
• Membebaskan diri dari emosi negatif seperti kemarahan,
kesedihan, ketakutan, rasa bersalah, rasa sedih.
• Menghentikan kebiasaan buruk dan mengubah kesimpulan
yang menggerogoti kenikmatan dan kesuksesan hidup.
• Mengurangi stres dan menambah rasa tenang, percaya
diri,
dan kepuasan dalam segala situasi.
• Menyelesaikan konflik dengan keluarga, teman, dan
rekan
kerja.
• Meningkatkan kejernihan mental dan kreativitas.
Mendeteksi Racun Dalam Tubuh
Hidup di tengah dunia modern, rasanya sulit mengklaim
diri
bebas dari racun. Mari ikuti tes di bawah ini untuk
mengetahui seberapa besar risiko yang kita alami untuk
kemasukan racun. Jika menjawab "ya" untuk salah satu hal
di bawah ini, tak ada salahnya untuk mengikuti
detoksifikasi.
Pola makan
Apakah Anda makan atau minum secara teratur:
1. Makanan olahan seperti makanan jadi, roti, makanan
kalengan, biskuit, keripik, cake, cokelat, atau permen.
2. Daging/ikan nonorganik.
3. Makanan asin, termasuk di antaranya kecap asin.
4. Gula/pemanis yang ditambahkan ke makanan atau
minuman.
5. Produk susu nonorganik.
6. Minuman berkafein.
7. Minuman berkarbonasi.
8. Alkohol.
9. Jus atau minuman yang mengandung zat tambahan seperti
pengawet, pemanis, dan lain-lain.
Di rumah dan tempat kerja:
1. Apakah Anda membersihkan rumah menggunakan
disinfektan?
2. Apakah Anda menggunakan microwave?
3. Apakah Anda memasak barbecue lebih dari sekali
sebulan?
4. Apakah Anda sering memasak bertemperatur tinggi
seperti
memanggang?
5. Apakah Anda menggunakan pestisida di kebun?
6. Apakah Anda tinggal di dekat kebun yang menggunakan
pestisida?
7. Apakah Anda tinggal di dekat kabel tegangan tinggi
atau
dekat menara pemancar telepon genggam?
8. Apakah Anda tinggal di dekat lapangan terbang?
9. Apakah Anda tinggal di kota besar?
10. Apakah Anda bekerja di ruangan ber-AC?
11. Apakah Anda bekerja di pabrik bahan kimia?
12. Apakah Anda bekerja menggunakan peralatan elektronik
seperti mesin fotokopi dalam jangka waktu panjang?
Langkah Detoksifikasi Sederhana
• Hindari makanan atau minuman mengandung zat pemanis,
pewarna, pengawet.
• Pilih makanan segar, jangan makanan olahan.
• Pilih makanan organik
• Batasi daging
• Gunakan pembersih rumah dari bahan alami
• Simpan makanan di piring keramik
• Banyak minum air putih
• Hindari gorengan
• Kurangi kafein
• Kurangi penggunaan televisi, telepon genggam.
Tanda Perlu Detoksifikasi
Apakah Anda mengalami hal-hal berikut ini?
Berkaitan dengan fungsi hati:
• Selulit
• Mual setelah mengonsumsi makanan berlemak
• Bertambah gemuk di perut atau kelebihan berat badan
• Depresi, perubahan suasana hati
• Alergi, asma
• Sakit kepala
• Tekanan darah tinggi
• Gangguan menstruasi/timbulnya menopause dini
• Gula darah rendah
• Sindroma kelelahan kronis
• Ketidakseimbangan hormon
• Ketidaksuburan
• Nyeri di payudara
Berkaitan dengan pencernaan:
• Lendir kekuningan di pagi hari
• Sembelit
• Kembung
• Sering buang air besar encer
• Susah buang air besar.
(Dikutip dari Senior, sumber situs Cybermed 29 Sep 2008
16:00:00 WIB)
=========================================================
2. Rahasia Alami Detoks
> ========================================================
Buah segar adalah gudang zat gizi yang penting bagi
tubuh.
Dengan kandungan vitamin, mineral, serat, asam amino dan
enzim, buah segar akan selalu menjadi tokoh penting
dalam
segala macam program detoks karena membantu mengikat
racun
dan membuangnya dari dalam tubuh.
Buah Jeruk
Buah menyegarkan ini mengandung banyak vitamin C,
antioksidan kuat yang mampu melindungi tubuh dari
radikal
bebas yang berbahaya dan mencegah penuaan dini.
Antioksidan juga membantu mengurangi resiko terserang
kanker dan penyakit jantung serta meningkatkan
penyerapan
zat besi.
Jeruk lemom mungkin adalah buah pembersih paling baik.
Kandungan astringen dan antiseptiknya merangsang kerja
hati dan kantong empedu. Segelas air panas dan perasan
jeruk lemon segar adalah cara paling baik untuk memulai
sebuah rencana detoks. Perasan jeruk dan grapefruit
segar
akan merangsang pencernaan dan menyehatkan system tubuh.
Selain itu, perasan buah-buahan tersebut juga kaya akan
beta-karoten, kalsium, fosfor dan potassium.
Apel, Pir dan Anggur
Apel yang renyah mengandung asam malat dan asam
tartaric,
yang berperan meningkatkan kerja system pencernaan dan
membersihkan hati. Kandungan pectin yang tinggi akan
mengikat logam berat, seperti timah. Apel juga
menyediakan
pasokan energi yang stabil dengan kandungan fruktosa
(gula
asam)
Buah selanjutnya adalah Pir. Apabila dimakan secara
teratur, pir bisa membantu mempercantik kulit dan
membuat
rambut berkilau. Selain itu, pir juga berperan sebagai
obat diuretic (pendorong produksi air seni) dan laksatif
(pencahar) yang efektif. Buah lainnya adalah anggur.
Anggur yang banyak digunakan dalam monodiet sehari
merupakan salah satu alat detoks yang paling efektif.
Buah
ini terbukti dapat meringankan sembelit dan membantu
mengatasi masalah ginjal, hati, system pencernaan, serta
kulit. Anggur yang paling baik adalah anggur putih atau
anggur merah.
Mangga
Buah dengan daging yang lembut dan harum ini terbukti
mampu membersihkan darah. Buah ini juga baik untuk
system
ginjal dan pencernaan
(Sumber : buku “Rahasia Alami Detoks”, Tracey Kelly,
Penerbit Erlangga, dari situs blog Pengobatan)
=================================================
3. Krisis Penyembuhan atau Detoksifikasi
> ================================================
Ada beberapa metode detoks yang sering dilakukan saat
ini.
Mulai dari yang alami seperti puasa hingga yang
menggunakan suplemen herba atau obat-obatan tertentu.
Program detoks yang baik harus dapat:
menormalkan pH (kadar keasaman) pencernaan
meringan beban fungsi enzim di pankreas
melancarkan kerja empedu dan mencairkan cairan empedu
mengurangi lemak dan penyumbatan pada liver
membangun flora usus
melancarkan pembuangan lendir dan ampas dari dinding
usus
agar penyerapan zat makanan menjadi lebih baik
membuang kotoran yang menyumbat saluran usus (catatan:
penyumbatan pada usus dapat mengakibatkan kanker usus)
merangsang peristaltik usus agar pembuangan lebih lancar
membersihkan darah
membersihkan saluran kencing dan memperbaiki
keseimbangan
cairan tubuh
melancarkan peredaran getah bening
membuka pori-pri kulit
mengeluarkan lendir dari paru-paru serta melancarkan
pernapasan
Biasanya perlu waktu 6 – 12 bulan untuk mencapai semua
itu, dan juga sangat bergantung pada kondisi keracunan
dan
kedisiplinan setiap individu.
Metode detoks yang paling mudah dan aman adalah juice
fasting, yaitu puasa menghindari makanan padat dan
pembentuk asam, dan hanya mengkonsumsi jus buah segar
sepanjang hari dalam porsi tertentu. Puasa ini aman bagi
semua orang. Mereka yang menderita kanker stadium
lanjut,
diabetes, atau gagal ginjal harus di bawah pengawasan
ahli.Istirahat dan relaksasi sangat penting dalam
program
detoks. Jika masih sibuk dengan pekerjaan dan aktivitas
lainnya, sebaiknya tidak melakukan detoks. Laju
metabolisme tubuh selama detoks akan menurun, begitu
pula
suhu tubuh, tekanan darah, nadi, dan saluran pernapasan.
Ini merupakan proses alamiah karena tubuh akan melakukan
penghematan energi dan sebagian besar energi akan lebih
dikonsentrasikan untuk proses pembuangan racun.
Proses keluarnya racun juga menimbulkan reaksi tidak
nyaman pada tubuh, yang secara medis dikenal sebagai
gejala kemunduran (withdrawal symptoms). Beberapa gejala
mirip dengan gejala sakit atau sakaw pada pemakai
narkoba
yang sedang menjalani program pembersihan. Sebaliknya,
dalam paham pengobatan alami, gejala ini disebut krisis
penyembuhan (healing crisis). Gejala ini biasanya muncul
pada hari ke-3 sejak dimulainya program detoks. Gejala
yang terasa biasanya hanya muncul satu hari saja.
Kecuali
gejala seperti flu (pengeluaran lendir melalui saluran
pernapasan) biasanya berlangsung lebih lama.
Beberapa hari setelah itu kita mulai merasa tidak
kelaparan lagi, walaupun adakalanya muncul gangguan
seperti memikirkan makanan-makanan tertentu padahal
perut
sedang tidak lapar.
KRISIS PENYEMBUHAN
Gejala demam atau flu
Diare atau sebaliknya, malah mengalami sembelit (sulit
buang air besar). Jika terjadi sembelit, bisa dibantu
dengan enema atau kolonhidroterapi/”cuci usus”.
Nyeri otot atau sendi
Sakit kepala atau migrain (umumnya pada perokok dan
peminum alkohol)
Mual-mual atau kembung
Lesu
Banyak mengeluarkan riak atau lendir
Gatal-gatal atau berjerawat (jika sebelumnya mempunyai
masalah dengan kulit
Napas bau dan muncul lapisan tebal pada permukaan lidah
(dapat dikerok dan dibersihkan dengan sendok atau alat
khusus pengerok lidah)
Mudah merasa kedinginan (karena suhu tubuh menurun)
Gangguan emosional (uring-uringan atau emosional)
(Dikutip dari situs Foodcombiningways)
0 comments:
Posting Komentar